KALIMAT
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Konsep Dasar Bahasa dan Sastra Indonesia 2
Dosen
Pengampu : Drs. Suhartono, M.Pd. dan Drs. Ngatman,
M.Pd
![]() |
Disusun
Oleh :
KELOMPOK 3/KELAS
III A
1.
Agnesia Fransisca W. (K7114004 / 02)
2.
Agus Kuncoro (K7114006 / 03)
3.
Eka Nuraghastuti (K7114045 / 12)
4.
Ikasari (K7114069 / 17)
5.
Isnaeni Aprilia K. (K7114076 / 20)
6.
Muna Fauziah (K7114113 / 31)
7.
Murcahyani (K7114114
/ 32)
8.
Nandhang Hidayat (K7114118
/ 34)
PROGRAM
S1 PGSD KAMPUS VI KEBUMEN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
KATA
PENGANTAR
Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat, taufiq, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Kalimat” dengan baik. Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik
karena dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih pada berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang
telah mendukung dan berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini merupakan
hasil kajian dari sumber elektronik maupun sumber tertulis. Penulis menyadari
bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap agar makalah ini,
memberikan manfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
Kebumen, 3
Oktober 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
Kata Pengantar ………………………………………………………… ii
Daftar Isi……………………………………………………………….. iii
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………..……… 1
A.
Latar
Belakang ………………………………………………… 1
B.
Rumusan
Masalah …………………………………………….. 1
C.
Tujuan
Penulisan ……………………………………………… 2
BAB II. PEMBAHASAN……………………………………………... 3
A.
Pengertian
Kalimat …………………………………………….. 3
B.
Jenis-Jenis
Kalimat …………………………………………….. 4
C.
Unsur-Unsur
Kalimat …………………………………………… 11
D.
Pola-Pola
Kalimat ………………………………………………. 14
BAB III.PENUTUP……………………………………………………. 17
A.
Kesimpulan
…………………………………………………….. 17
B.
Saran
…………………………………………………………… 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam berbahasa, baik secara lisan
maupun tulis, kita sebenarnya tidak mengunakan kata-kata secara lepas. Akan
tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku
sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran,
atau perasaan. Rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau
perasaan itu dinamakan kalimat. Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat
dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan
perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola
kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar
tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan
pada kaidah yang berlaku. Berdasarkan uraian diatas, maka makalah ini membahas
mengenai pola dasar kalimat berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut agar pembahasan tidak melebar
atau meluas maka penulis membatasi
kajian-kajiannya, dengan rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Apa yang dimaksud kalimat ?
2.
Apa saja jenis-jenis kalimat ?
3.
Apa saja unsur-unsur yang menyusun
kalimat?
4.
Apa saja pola-pola kalimat ?
|
C. Tujuan
Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dapat diketahui yujuan
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian kalimat.
2. Mahasiswa dapat mendeskripsikan jenis-jenis kalimat.
3. Mahasiswa dapat mendeskripsikan unsur-unsur yang
menyusun kalimat.
4. Mahasiswa dapat mengetahui pola-pola kalimat.
PEMBAHASAN
A.
Pengetian Kalimat
Dardjowidojo
(1988) menyatakan bahwa kalimat ialah bagian terkecil dari suatu ujaran atau
teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. Slametmuljana
(1969) menjelaskan kalimat sebagai keseluruhan pemakaian kata yang berlagu,
disusun menurut sistem bahasa yang bersangkutan, mungkin
yang dipakai hanya satu kata, mungkin lebih.
Kridalaksana
(2001) juga mengungkapkan kalimat sebagai satuan bahasa
yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara
aktual maupun potensial terdiri dari klausa. Klausa bebas yang menjadi bagian
kognitif percakapan. Satuan proposisi yang merupakan gabungan klausa atau
merupakan satu klausa, yang membentuk satuan bebas, jawaban minimal, seruan,
salam, dan sebagainya.
Badudu
(1994) mengungkapkan bahwa sebagai sebuah satuan, kalimat memiliki dimensi
bentuk dan dimensi isi. Kalimat harus memenuhi kesatuan bentuk sebab kesatuan
bentuk itulah yang menjadikan kesatuan arti kalimat. Kalimat yang yang
strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk sekaligus kesatuan arti. Wujud
struktur kalimat adalah rangkaian kata-kata yang disusun berdasarkan
aturan-aturan tata kalimat. Isi suatu kalimat adalah gagasan yang dibangun oleh
rangkaian konsep yg terkandung dalam kata-kata. Jadi, kalimat (yang baik)
selalu memiliki struktur yang jelas. Setiap unsur yang terdapat di dalamnya
harus menempati posisi yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu
diurutkan menurut aturan tata kalimat.
|
Pengertian
kalimat dari berbagai ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat yaitu
rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan.
Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh,
baik dengan cara lisan maupun tulisan. Pada kalimat sekurang kurangnya harus
memiliki subjek (S) dan predikat (P). Bila tidak memiliki subjek dan predikat
maka bukan disebut kalimat tetapi disebut frasa. Dalam wujud lisan kalimat
diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri
dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulaidengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda
seru (!).
B. Jenis-jenis Kalimat
Jenis kalimat
dibedakan menjadi lima, yaitu jenis kalimat menurut jumlah klausanya, jenis kalimat menurut fungsinya, jenis
kalimat menurut kelengkapan unsurnya, jenis kalimat menurut susunan subjek dan
predikatnya, dan jenis kalimat menurut sifat hubungan aktor-aksi. Berikut ini
penjelasan pada setiap jenis kalimat.
1.
Jenis Kalimat menurut Jumlah Klausanya
Menurut jumlah klausa pembentuknya
kalimat dapat dibentuk atas dua macam, yaitu kalimat tunggal dan kalimat
majemuk.
a.
Kalimat Tunggal
Kalimat
tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa bebas. Hal itu berarti hanya
ada satu P di dalam kalimat tunggal. Unsur P adalah sebagai
penanda klausa. Unsur S dan P menang selalu wajib hadir
di dalam setiap kalimat. Adapun objek, pelengkap, dan keterangan sifatnya tidak
wajib hadir di dalam kalimat, termasuk dalam kalimat tunggal. Jika
P masih perlu dilengkapi, barulah unsur yang melengkapi itu
dihadirkan.
Berdasarkan
jenis kata/frasa pengisi P-nya, kalimat tunggal dapat dipilah menjadi empat
macam yang diberi nama atau label tambahan sesuai jenis kata atau frasanya, yaitu
nominal, adjektiva, verbal, dan numeral. Contoh :
1)
Kami mahasiswa Universitas Sebelas Maret (kalimat nominal).
2)
Jawaban anak pintar itu sangat tepat (kalimat
adjektiva).
3)
Sapi-sapi sedang makan rumput (kalimat verbal).
4)
Mobil orang kaya itu ada delapan (kalimat numeral).
b. Kalimat Majemuk
Kalimat
majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih kalimat
tunggal. Dengan kata lain kalimat majemuk adalah kalimat yang
sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan dua predikat. Kalimat majemuk dibagi menjadi dua
bagian yaitu:
1)
Kalimat majemuk
setara/koordinatif
Kalimat majemuk setara/koordinatif yaitu gabungan dua
pokok pikiran atau lebih yang kedudukannya setara. Struktur kalimat yang di dalamnya terdapat,
sekurang-kurangnya, dua kalimat dasar dan masing-masing dapat berdiri sendiri
sebagai kalimat tunggal. Konjungtor yang menghubungkan klausa dalam kalimat
majemuk setara jumlahnya cukup banyak. Konjungtor itu menunjuk beberapa jenis hubungan dan
menjalankan beberapa fungsi. Berikut tabel penghubung klausa
dalam kalimat majemuk setara:
|
Jenis Hubungan
|
Fungsi
|
Kata Penghubung
|
|
1.
Penghubung
|
Menyatakan penjumlahan atau gabungan kejadian, kegiatan, peristiwa,
dan proses.
|
dan, serta, baik, maupun
|
|
2.
Pertentangan
|
Bahwa hal yang dinyatakan dalam klausa pertama bertentangan
dengan klausa kedua
|
tetapi, sedangkan, bukannya, melainkan
|
|
3.
Pemilihan
|
Menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan
|
atau
|
|
4.
Perurutan
|
Menyatakan kejadian yang berurutan
|
lalu, kemudian
|
Contoh
kalimat majemuk setara/koordinatif :
a)
Anto gemar menulis sedangkan Anita gemar menari.
b)
Engkau tinggal di sini, atau ikut dengan saya.
c)
Sinta cantik,tetapi sombong.
d)
Ia memarkirkan mobil di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 7.
2)
Kalimat
Majemuk Bertingkat/Kompleks/Subordinatif
Kalimat majemuk bertingkat/kompleks/subordinatif yaitu kalimat tunggal yang salah satu jabatannya diperluas membentuk kalimat baru.Dalam kalimat majemuk bertingkat kita mengenal
Kalimat majemuk bertingkat/kompleks/subordinatif yaitu kalimat tunggal yang salah satu jabatannya diperluas membentuk kalimat baru.Dalam kalimat majemuk bertingkat kita mengenal
a)
Induk kalimat (jabatan kalimat yang
bersifat tetap atau tidak mengalami perubahan)
b)
Anak kalimat (jabatan kalimat yang diperluas
membentuk kalimat baru. Anak kalimat ditandai
pemakaian kata penghubung dan bila mendahului induk kalimat dipisah
dengan tanda baca koma).
Berikut
tabel jenis hubungan antarklausa, konjungtor, dan fungsinya dalam kalimat
majemuk bertingkat.
|
Jenis Hubungan
|
Kata Penghubung
|
|
Waktu
|
sejak, sedari, sewaktu, sementara, seraya, setelah,
sambil, sehabis, sebelum, ketika, tatkala, hingga,sampai
|
|
Syarat
|
Jika (lau), seandainya, an-daikata, andaikan, asalkan,
kalau, apabila, bilamana, manakala
|
|
Tujuan
|
agar, supaya, untuk, biar
|
|
Konsesif
|
Walau (pun), meski (pun), sekalipun, biar (pun), kendati
(pun), sungguh (pun)
|
|
Pembandingan
|
seperti, bagaikan, laksa-na, sebagaimana, dari-pada,
alih-alih, ibarat
|
|
Penyebaban
|
sebab, karena, oleh karena
|
|
Pengakibatan
|
sehingga, sampai-sampai, maka
|
|
Cara/alat
|
dengan, tanpa
|
|
Kemiripan
|
seolah-olah, akan
|
|
Kenyataan
|
Padahal
|
|
Penjelasan
|
Bahwa
|
|
Hasil
|
Makanya
|
Contoh
kalimat majemuk bertingkat/kompleks/subordinatif :
a)
Agar
koperasi unit desa (KUD) berkembang,perlu dipikirkan penciptaan kader-kader yang
tangguh.
b)
Ketika
memberikan keterangan,saksi itu meneteskan air mata.
c)
Pembangunan rumah susun itu memerlukan
penelitian sebab beberapa unit rumah
susun belum berpenghuni.
d) hujan
turun berhari-hari sehingga banjir
besar melanda kota itu.
e)
Dengan
menurunkan harga beberapa jenis BBM,kita berharap kegiatan ekonomi tidak lesu
lagi.
f)
Pengurus lama berjanji bahwa koperasi kita akan memilih
pengurus baru.
g)
Tempat itu kotor,makanya dia malas kalau disuruh ke situ.
h)
Dia diam saja seakan-akan tidak tahu kesalahannya.
i)
Semangat belajarnya tetap tinggi meskipun usianya sudah lanjut.
j)
Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku.
2.
Jenis kalimat Menurut Fungsinya
Sesuai Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia
(2003: 337) disebutkan berdasarkan bentuk atau kategori sintaksisnya kalimat
dibedakan atas empat macam, yaitu kalimat berita (deklaratif), kalimat Tanya
(introgatif), kalimat perintah (imperatif), dan kalimat seru (ekslamatif).
a.
Kalimat Berita (Deklaratif)
Kalimat berita adalah kalimat yang
dipakai untuk menyatakan suatu berita.
Ciri-ciri kalimat berita, yaitu : bersifat bebas,boleh langsung atau tak
langsung,aktif atau pasif,tunggal atau majemuk , berintonasi menurun dan
kalimatnya diakhiri tanda titik (.). Contoh :
1)
Pembagian beras gratis di kampungku
dilakukan kemarin pagi.
2)
Perayaan HUT RI 63 berlangsung meriah.
b.
Kalimat Tanya (Introratif)
Kalimat
tanya adlah kalimat yang dipakai untuk memperoleh informasi.Ciri –ciri kalimat
tanya, yaitu : diakhiri tanda tanya(?),berintonasi naik dan sering pula hadir
kata apa(kah), bagaimana, dimana, siapa, yang mana, dll. Contoh :
1)
Apakah barang ini milikmu?
2)
Kapan adikmu kembali ke Indonesia?
c.
Kalimat Perintah (Imperatif)
Kalimat
perintah (imperatif) dipakai untuk menyuruh dan melarang orang berbuat sesuatu.
Kalimat perintah berintonasi menurun dan diakhiri tanda titik (.) atau seru
(!). Kalimat perintah dapat dipilah lagi menjadi kalimat perintah suruhan, kalimat perintah halus, kalimat perintah
permohonan, kalimat perintah ajakan dan harapan, kalimat perintah larangan, dan
kalimat perintah pembiaran. Contoh :
1)
Tolonglah bawa motor ini ke bengkel. (k.
perintah halus)
2)
Buka pintu itu! (k. perintah suruhan)
3)
Jangan buang sampah di sungai itu! (k.
perintah larangan)
4)
Mohon hadiah ini kamu terima. (k.
perintah permohonan/permintaan)
5)
Ayolah, kita belajar. (k. perintah
ajakan dan harapan)
6)
Biarlah dia pergi bersama temannya. (k.
perintah pembiaraan)
d. Kalimat Seru (Ekslamatif)
Kalimat
seru (ekslamatif) adalah kalimat yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan
emosi yang kuat,termasuk kejadian yang tiba-tiba dan memerlukan reaksi spontan.
Kalimat ini berintonasi naik dan diakhiri tanda seru (!). Contoh :
1)
Hai,ini dia orang yang kita cari!
2)
Wah,pintar benar anak ini !
3.
Jenis Kalimat menurut Kelengkapan
Unsurnya
Dipandang dari segi kelengkapan unsurnya, kalimat dibedakan menjadi dua yaitu kalimat sempurna (mayor) dan kalimat tak lengkap (minor).
Dipandang dari segi kelengkapan unsurnya, kalimat dibedakan menjadi dua yaitu kalimat sempurna (mayor) dan kalimat tak lengkap (minor).
a. Kalimat Sempurna (Mayor)
Kalimat sempurna
adalah kalimat yang dasarnya terdiri dari sebuah klausa bebas (Cook, 197: 47).
Oleh karena yang mendasari kalimat sempurna adalah suatu klausa bebas maka
kalimat sempurna ini cukup kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Contoh :
1)
Ayah membaca koran. (K.S. dilihat dari
kalimat tunggal)
2)
Kalau saya mempunyai uang, saya akan
membeli rumah itu. (K.S. dilihat dari kalimat majemuk bertingkat)
b. Kalimat Tak Sempurna (Minor)
Kalimat tak sempurna adalah kalimat yang
subjek dan predikatnya tidak lengkap atau dengan kata lain subjek dan
predikatnya tidak ada sama sekali.. Kalimat tak sempurna ini mencakup kalimat
pertanyaan,minor,dan seruan. Contoh :
1)
“Maksudmu?”
2)
“Ayah di Sumatera Utara.”
4.
Jenis Kalimat Menurut Susunan
Subjek dan Predikatnya
Jenis kalimat menurut susunan subjek dan predikatnya dapat dibagi menjadi dua yuitu : kalimat versi dan kalimat inversi.
Jenis kalimat menurut susunan subjek dan predikatnya dapat dibagi menjadi dua yuitu : kalimat versi dan kalimat inversi.
a.
Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang
berpola S-P. Kalimat ini bisa dikatakan sama dengan kalimat tunggal tunggal
yang mempunyai satu klausa.Contoh :
1)
Dokter menangani pasien itu dengan baik.
2)
Mereka bersalaman.
b.
Kalimat Inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang
P-nya mendahului S sehingga membentuk pola P-S.Selain merupakan variasi dari
pola S-P,ternyata kalimat berpola P-S dapat memberi penekanan atau ketegasan
makna tertentu.Memang kata atau frase yang pertama muncul dalam tuturan bisa
menjadi kata kunci yang mempengaruhi makna. Contoh :
1)
Matikan televisi itu.
2)
Tidak terkabul permintaannya.
5.
Kalimat menurut Sifat Hubungan
Aktor-Aksi.
Dipandang
dari segi hubungan aktor-aksi, maka kalimat ini terbagi menjadi empat yaitu kalimat
aktif, kalimat pasif, kalimat medial, dan kalimat resiprokal.
a.
Kalimat Aktif
Kalimat aktif
adalah kalimat kalimat yang subjeknya sebagai pelaku atau aktor (Cook,1971 :
49). Kalimat aktif umumnya berawalan me- dan ber- pada P-nya. Contoh :
1)
Anto mengambil buah mangga.
2)
Adik bermain bola.
b.
Kalimat Pasif
Kalimat
pasif adalah kalimat kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita atau
dikenai pekerjaan / tindakan. Kalimat pasif umumnya berawalan di- , ter- , ke-an. Contoh :
1)
Piring dicuci Anita.
2)
Adik terjatuh di kamar mandi.
3)
Suaranya kedengaran ke sana.
c. Kalimat Medial
Kalimat
medial adalah kalimat yang subjeknya berperan baik sebagai pelaku dan atau
sebagai penderita (objek). Contoh :
1)
Dia menghibur dirinya.
2)
Wanita itu menggantung dirinya sendiri.
3)
Mereka menyusahkan diri sendiri.
d.
Kalimat Resiprokal
Kalimat
resiprokal adalah kalimat yang subjek dan objeknya melakukan sesuatu perbuatan
yang berbalas-balasan. Contoh :
1)
Saya sering tukar-menukar buku dengan si
Joni.
2)
Para pembeli ramai tawar-menawar dengan
para pedagang.
C. Unsur-Unsur Kalimat
Unsur
kalimat adalah fungsi sintaksis yang biasa disebut juga jabatan kata atau peran
kata,yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O),
pelengkap (P), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa
Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni S dan P.Unsur
yang lain (O,Pel,dan Ket) dapat wajib hadir, atau tidak wajib
hadir dalam suatu kalimat.
Unsur-unsur kalimat dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pada pelaku,tokoh,sosok,sesuatu hal,atau suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan.Sebagian besar S diisi oleh kata benda/frasa nominal,kata kerja /frasa verbal,dan klausa.Subjek kalimat dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa ataupun siapa. Contoh :
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pada pelaku,tokoh,sosok,sesuatu hal,atau suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan.Sebagian besar S diisi oleh kata benda/frasa nominal,kata kerja /frasa verbal,dan klausa.Subjek kalimat dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa ataupun siapa. Contoh :
a. Kakek itu sedang melukis (S yang
diisi kata benda/frasa nominal).
b. Berjalan kaki menyehatkan badan (S
yang diisi kata kerja/frasa verbal).
c. Gunung Kidul itu
tinggi
(S yang diisi kata benda/frasa nominal).
2.
Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu
melakukan perbuatan (action) apa
S,yaitu pelaku/tokoh atau sosok di dalam suatu kalimat.Satuan bentuk pengisian
P dapat berupa kata atau frasa namun
sebagian besar berkelas verbal atau adjektiva,tetapi dapat juga
numeral,nominalatau frasa nominal.Pemakaian kata adalah pada predikat biasa
terdapat pada kalimat nominal. Predikat (P) dapat dicari dengan rumus
pertanyaan bagaimana,mengapa, ataupun diapakan. Contoh :
a.
Ibu
sedang tidur siang (P yang diisi dengan kata kerja/frasa
verbal).
b.
Soal ujian ini sulit sekali (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
c.
Karangan itu sangat bagus (P
yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
d.
Santi adalah seorang kolektor (P dengan pemakaian kata adalah pada
frasa nominal).
3.
Objek (O)
Objek
merupakan bagian kalimat yang melengkapi Predikat (P).Objek biasanya diisi oleh
nomina, frasa nominal atau klausa.Letak Objek (O) selalu di
belakang P yang berupa verba transitif, yaitu
veba yang menuntut wajib hadirnya O. Objek dapat dicari dengan rumus pertanyaan
apa atau siapa terhadap tindakan Subjek.
Contoh :
a.
Mereka memancing ikan Pari (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).
b.
Orang itu menipu adik saya (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).
4.
Pelengkap
Pelengkap
(Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P.Letak Pel umumnya
di belakang P yang berupa verbal.Posisi ini juga bisa ditempati oleh O,dan
jenis kata yang mengisi Pel dan O juga bisa sama,yaitu nominal atau frasa
nominal.akan tetapi,antara Pel dan O terdapat perbedaan.
Contoh :
Ketua MPR
//membacakan //Pancasila.
S P O
Banyak orsospol
// berlandaskan // Pancasila
S P Pel
Kedua kalimat aktif
di atas yang Pel dan O-nya sama-sama nominal Pancasila, jika hendak
dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat pertama dengan ubahan sebagai berikut :
Pancasila
//dibacakan // oleh Ketua MPR
S P Ket
*Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol (tidak gramatikal karena posisi Pancasila
sabagai Pel pada kalimat kedua ini tidak dapat dipindahkan ke depan menjadi S
dalam bentuk kalimat pasif).
Hal
lain yang membedakan Pel dengan O adalah jenis pengisiannya. Pel
bisa diisi oleh adjektiva, frasa adjektif, frasa verbal, dan
frasa preposisional. Contoh :
a.
Kita benci pada kemunafikan (Pel-nya frase preposisional).
b.
Mayang bertubuh mungil (Pel-nya frase adjektiva).
c.
Sekretaris itu mengambilkan bosnya air minum (Pel-nya frase nominal).
d.
Pak Lam suka bermain tenis (Pel-nya
frase verbal).
5.
Keterangan
Keterangan
adalah bagian kalimat yang menerangkan Pel dan klausa dalam sebuah
kalimat.Pengisi Ket adalah adverbial,frasa nominal,frasa proposisional,atau
klausa. Posisi Ket boleh manasuka,di awal,di tengah, atau di akhir kalimat.
Contoh :
a. Antoni
menjilid makalah kemarin pagi.
b. Antoni
kemarin pagi menjilid
makalah.
c. Kemarin pagi Antono menjilid
makalah.
Keterangan terbagi
menjadi beberapa jenis, diantaranya keterangan waktu, tempat, cara,
alat, alasan/sebab, tujuan, similatif, dan
penyerta. Contoh :
a. Aulia memotong tali dengan gunting. (Ket.alat)
b. Mahasiswa fakultas
Hukum berdebat bagaikan pengacara. (Ket.similatif)
c. Karena malas belajar, mahasiswa itu tidsk lulus ujian.
(Ket.sebab)
d. Polisi menyelidiki
masalah narkoba dengan cara hati-hati.(Ket.cara)
e. Amir pergi dengan
teman-teman sekelasnya. (Ket.penyetara)
f. Karena
malas belajar, Petrus tidak lulus ujian. (Ket.penyebab)
D. Pola-pola Kalimat
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat
dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan
perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola
kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar
tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan
pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik
kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam
struktrur inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa
penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan
subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke
dalam delapan tipe sebagai berikut:
1. Kalimat
Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan
predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda,
kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
a. Mereka / sedang berenang. = S / P(Kata Kerja)
b. Ayahnya / guru SMA. = S / P (Kata Benda)
c.
Gambar itu / bagus.= S / P (Kata
Sifat)
d. Peserta penataran ini / empat puluh orang. = S / P (kata bilangan)
2. Kalimat
Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa
verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah. = S /P / O
3. Kalimat
Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat
berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau
adjektiva. Misalnya:
Anaknya / beternak / ayam. = S / P / Pel.
4. Kalimat
Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal,
predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan
pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Dia / mengirimi / saya / surat. = S / P / O / Pel.
5. Kalimat
Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki
unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau
frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi. Misalnya:
Mereka /
berasal / dari Surabaya. = S / P / K
6. Kalimat
Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina,
predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan
keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. = S / P / O / K
7. Kalimat
Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal,
predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, pelengkap berupa nomina atau
adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya :
Ungu / bermain / musik / di atas panggung. = S / P / Pel. / K
8. Kalimat
Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa
nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa
frasa berpreposisi. Misalnya:
Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan. = S / P / O / Pel. / K
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari materi “kalimat”
pada makalah ini dapat disimpulkan :
1.
Kalimat yaitu rangkaian kata yang dapat
mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Kalimat merupakan satuan bahasa
terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun
tulisan. Pada kalimat sekurang kurangnya harus memiliki subjek (S) dan predikat
(P).
2.
Jenis kalimat dibedakan menjadi lima,
yaitu jenis kalimat menurut jumlah klausanya, jenis kalimat menurut fungsinya, jenis kalimat menurut kelengkapan
unsurnya, jenis kalimat menurut susunan subjek dan predikatnya, dan jenis
kalimat menurut sifat hubungan aktor-aksi. Berikut ini penjelasan pada setiap
jenis kalimat.
3.
Unsur yang menyusun kalimat adalah
fungsi sintaksis yang biasa disebut juga jabatan kata atau peran kata, yaitu
subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap
(P), dan keterangan (Ket).
4.
Terdapat 8 kalimat dasar berpola, yaitu:
a. Kalimat Dasar Berpola S P
b. Kalimat Dasar Berpola S P O
c.
Kalimat Dasar
Berpola S P Pel
d. Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
e.
Kalimat Dasar
Berpola S P K
f. Kalimat Dasar Berpola S P O K
g.
Kalimat Dasar
Berpola S P Pel. K
h. Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
|
B.
Saran
Sebagai mahasiswa calon guru, kita harus bisa
menguasai tata cara penulisan yang baik, salah satunya adalah penulisan
kalimat. Kita harus bisa membedakan dan menyususn berbagai jenis kalimat agar
kelak kita bisa mengajarkannya kepada anak didik kita dengan baik dan benar.
Oleh karena itu, marilah kita perbanyak belajar agar bisa menjadi individu yang
berpengetahuan. Kuasailah kalimat agar kita bisa menguasai bahasa dan
mengungkapkannya lewat karya tulis. Tulisan yang baik akan bermanfaat baik pula
bagi pembacanya.
