Sabtu, 15 September 2018




KALIMAT
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Konsep Dasar Bahasa dan Sastra Indonesia 2
Dosen Pengampu : Drs. Suhartono, M.Pd. dan Drs. Ngatman, M.Pd


Description: Description: C:\Users\TOSHIBA\Documents\Logo-UNS.jpg
 







Disusun Oleh :
KELOMPOK 3/KELAS III A
1.           Agnesia Fransisca W.         (K7114004 / 02)
2.           Agus Kuncoro                    (K7114006 / 03)
3.           Eka Nuraghastuti                (K7114045 / 12)
4.           Ikasari                                 (K7114069 / 17)
5.           Isnaeni Aprilia K.               (K7114076 / 20)
6.           Muna Fauziah                     (K7114113 / 31)
7.           Murcahyani                         (K7114114 / 32)
8.           Nandhang Hidayat             (K7114118 / 34)

PROGRAM  S1 PGSD KAMPUS VI KEBUMEN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, taufiq, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kalimat” dengan baik. Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik karena dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih pada berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini merupakan hasil kajian dari sumber elektronik maupun sumber tertulis. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap agar makalah ini, memberikan manfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

Kebumen,  3 Oktober 2015
Penulis


DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar …………………………………………………………      ii
Daftar Isi………………………………………………………………..       iii
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………..………      1
A.    Latar Belakang …………………………………………………       1
B.     Rumusan Masalah ……………………………………………..        1
C.     Tujuan Penulisan ………………………………………………        2
BAB II. PEMBAHASAN……………………………………………...      3
A.    Pengertian Kalimat ……………………………………………..      3
B.     Jenis-Jenis Kalimat ……………………………………………..       4
C.     Unsur-Unsur Kalimat ……………………………………………     11
D.    Pola-Pola Kalimat ……………………………………………….     14
BAB III.PENUTUP…………………………………………………….      17
A.    Kesimpulan ……………………………………………………..      17
B.     Saran ……………………………………………………………      18
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak mengunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan itu dinamakan kalimat. Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku. Berdasarkan uraian diatas, maka makalah ini membahas mengenai pola dasar kalimat berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut agar pembahasan tidak melebar atau meluas maka penulis membatasi kajian-kajiannya, dengan rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud kalimat ?
2.      Apa saja jenis-jenis kalimat ?
3.      Apa saja unsur-unsur yang menyusun kalimat?
4.      Apa saja pola-pola kalimat ?





1
 
 


C.  Tujuan Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dapat diketahui yujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Mahasiswa dapat mengetahui pengertian kalimat.
2.    Mahasiswa dapat mendeskripsikan jenis-jenis kalimat.
3.    Mahasiswa dapat mendeskripsikan unsur-unsur yang menyusun kalimat.
4.    Mahasiswa dapat mengetahui pola-pola kalimat.
























BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengetian Kalimat
Dardjowidojo (1988) menyatakan bahwa kalimat ialah bagian terkecil dari suatu ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. Slametmuljana (1969) menjelaskan kalimat sebagai keseluruhan pemakaian kata yang berlagu, disusun menurut sistem bahasa yang bersangkutan, mungkin yang dipakai hanya satu kata, mungkin lebih.
Kridalaksana (2001) juga mengungkapkan kalimat sebagai satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa. Klausa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan. Satuan proposisi yang merupakan gabungan klausa atau merupakan satu klausa, yang membentuk satuan bebas, jawaban minimal, seruan, salam, dan sebagainya.
Badudu (1994) mengungkapkan bahwa sebagai sebuah satuan, kalimat memiliki dimensi bentuk dan dimensi isi. Kalimat harus memenuhi kesatuan bentuk sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan kesatuan arti kalimat. Kalimat yang yang strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk sekaligus kesatuan arti. Wujud struktur kalimat adalah rangkaian kata-kata yang disusun berdasarkan aturan-aturan tata kalimat. Isi suatu kalimat adalah gagasan yang dibangun oleh rangkaian konsep yg terkandung dalam kata-kata. Jadi, kalimat (yang baik) selalu memiliki struktur yang jelas. Setiap unsur yang terdapat di dalamnya harus menempati posisi yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu diurutkan menurut aturan tata kalimat.
3
 
Dardjowidjojo (1988) juga menjelaskan bahwa kalimat umumnya berwujud rentetan kata yang disusun sesuai dengan kaidah yg berlaku. Setiap kata termasuk kelas kata atau kategori kata, dan mempunyai fungsi dalam kalimat. Pengurutan rentetan kata serta macam kata yang dipakai dalam kalimat menentukan pula macam kalimat yg dihasilkan.
Pengertian kalimat dari berbagai ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat yaitu rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Pada kalimat sekurang kurangnya harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Bila tidak memiliki subjek dan predikat maka bukan disebut kalimat tetapi disebut frasa. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulaidengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).

B.     Jenis-jenis Kalimat
Jenis kalimat dibedakan menjadi lima, yaitu jenis kalimat menurut jumlah klausanya, jenis kalimat menurut fungsinya, jenis kalimat menurut kelengkapan unsurnya, jenis kalimat menurut susunan subjek dan predikatnya, dan jenis kalimat menurut sifat hubungan aktor-aksi. Berikut ini penjelasan pada setiap jenis kalimat.
1.       Jenis Kalimat menurut Jumlah Klausanya         
       Menurut jumlah klausa pembentuknya kalimat dapat dibentuk atas dua macam, yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
a.      Kalimat Tunggal 
Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa bebas. Hal itu berarti hanya ada satu P di dalam kalimat tunggal. Unsur P adalah sebagai penanda klausa. Unsur S dan P menang selalu wajib hadir di dalam setiap kalimat. Adapun objek, pelengkap, dan keterangan sifatnya tidak wajib hadir di dalam kalimat, termasuk dalam kalimat tunggal. Jika P masih perlu dilengkapi, barulah unsur yang melengkapi itu dihadirkan.          
Berdasarkan jenis kata/frasa pengisi P-nya, kalimat tunggal dapat dipilah menjadi empat macam yang diberi nama atau label tambahan sesuai jenis kata atau frasanya, yaitu nominal, adjektiva, verbal, dan numeral. Contoh :
1)        Kami mahasiswa Universitas Sebelas Maret (kalimat nominal).
2)        Jawaban anak pintar itu sangat tepat (kalimat adjektiva).
3)        Sapi-sapi sedang makan rumput (kalimat verbal).
4)        Mobil orang kaya itu ada delapan (kalimat numeral).
b.      Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal. Dengan kata lain kalimat majemuk adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan dua predikat. Kalimat majemuk dibagi menjadi dua bagian yaitu:  
1)        Kalimat majemuk setara/koordinatif
Kalimat majemuk setara/koordinatif yaitu gabungan dua pokok pikiran atau lebih yang kedudukannya setara. Struktur kalimat yang di dalamnya terdapat, sekurang-kurangnya, dua kalimat dasar dan masing-masing dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal. Konjungtor yang menghubungkan klausa dalam kalimat majemuk setara jumlahnya cukup banyak. Konjungtor itu menunjuk beberapa jenis hubungan dan menjalankan beberapa fungsi. Berikut tabel penghubung klausa dalam kalimat majemuk setara:
Jenis Hubungan
Fungsi
Kata Penghubung
1.      Penghubung
Menyatakan penjumlahan atau gabungan kejadian, kegiatan, peristiwa, dan proses.
dan, serta, baik, maupun
2.      Pertentangan
Bahwa hal yang dinyatakan dalam klausa pertama bertentangan dengan klausa kedua
tetapi, sedangkan, bukannya, melainkan
3.      Pemilihan
Menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan
atau
4.      Perurutan
Menyatakan kejadian yang berurutan
lalu, kemudian

Contoh kalimat majemuk setara/koordinatif :
a)    Anto gemar menulis sedangkan Anita gemar menari.
b)   Engkau tinggal di sini, atau ikut dengan saya.
c)    Sinta cantik,tetapi sombong.
d)   Ia memarkirkan mobil di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 7.

2)        Kalimat Majemuk Bertingkat/Kompleks/Subordinatif           
           Kalimat majemuk bertingkat/kompleks/subordinatif yaitu kalimat tunggal yang salah satu jabatannya diperluas membentuk kalimat baru.Dalam kalimat majemuk bertingkat kita mengenal
a)      Induk kalimat (jabatan kalimat yang bersifat tetap atau tidak mengalami perubahan)
b)      Anak kalimat (jabatan kalimat yang diperluas membentuk kalimat baru. Anak kalimat ditandai  pemakaian kata penghubung dan bila mendahului induk kalimat dipisah dengan tanda baca koma).

Berikut tabel jenis hubungan antarklausa, konjungtor, dan fungsinya dalam kalimat majemuk bertingkat.
Jenis Hubungan
Kata Penghubung
Waktu
sejak, sedari, sewaktu, sementara, seraya, setelah, sambil, sehabis, sebelum, ketika, tatkala, hingga,sampai
Syarat
Jika (lau), seandainya, an-daikata, andaikan, asalkan, kalau, apabila, bilamana, manakala
Tujuan
agar, supaya, untuk, biar
Konsesif
Walau (pun), meski (pun), sekalipun, biar (pun), kendati (pun), sungguh (pun)
Pembandingan
seperti, bagaikan, laksa-na, sebagaimana, dari-pada, alih-alih, ibarat
Penyebaban
sebab, karena, oleh karena
Pengakibatan
sehingga, sampai-sampai, maka
Cara/alat
dengan, tanpa
Kemiripan
seolah-olah, akan
Kenyataan
Padahal
Penjelasan
Bahwa
Hasil
Makanya

Contoh kalimat majemuk bertingkat/kompleks/subordinatif :
a)   Agar koperasi unit desa (KUD) berkembang,perlu dipikirkan penciptaan kader-kader yang  tangguh.
b)   Ketika memberikan keterangan,saksi itu meneteskan air mata.
c)   Pembangunan rumah susun itu memerlukan penelitian sebab beberapa unit rumah susun belum berpenghuni.
d)  hujan turun berhari-hari sehingga banjir besar melanda kota itu.
e)   Dengan menurunkan harga beberapa jenis BBM,kita berharap kegiatan ekonomi tidak lesu lagi.
f)    Pengurus lama berjanji bahwa koperasi kita akan memilih pengurus baru.
g)   Tempat itu kotor,makanya dia malas kalau disuruh ke situ.
h)   Dia diam saja seakan-akan tidak tahu kesalahannya.
i)     Semangat belajarnya tetap tinggi meskipun usianya sudah lanjut.
j)     Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku.


2.         Jenis kalimat Menurut Fungsinya
Sesuai Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia (2003: 337) disebutkan berdasarkan bentuk atau kategori sintaksisnya kalimat dibedakan atas empat macam, yaitu kalimat berita (deklaratif), kalimat Tanya (introgatif), kalimat perintah (imperatif), dan kalimat seru (ekslamatif).
a.             Kalimat Berita (Deklaratif) 
Kalimat berita adalah kalimat yang dipakai  untuk menyatakan suatu berita. Ciri-ciri kalimat berita, yaitu : bersifat bebas,boleh langsung atau tak langsung,aktif atau pasif,tunggal atau majemuk , berintonasi menurun dan kalimatnya diakhiri tanda titik (.). Contoh :
1)            Pembagian beras gratis di kampungku dilakukan kemarin pagi.
2)            Perayaan HUT RI 63 berlangsung meriah.
b.             Kalimat Tanya (Introratif)
                                  Kalimat tanya adlah kalimat yang dipakai untuk memperoleh informasi.Ciri –ciri kalimat tanya, yaitu : diakhiri tanda tanya(?),berintonasi naik dan sering pula hadir kata apa(kah), bagaimana, dimana, siapa, yang mana, dll. Contoh :
1)   Apakah barang ini milikmu?
2)   Kapan adikmu kembali ke Indonesia?
c.              Kalimat Perintah (Imperatif)          
                                  Kalimat perintah (imperatif) dipakai untuk menyuruh dan melarang orang berbuat sesuatu. Kalimat perintah berintonasi menurun dan diakhiri tanda titik (.) atau seru (!). Kalimat perintah dapat dipilah lagi menjadi kalimat perintah suruhan, kalimat perintah halus, kalimat perintah permohonan, kalimat perintah ajakan dan harapan, kalimat perintah larangan, dan kalimat perintah pembiaran. Contoh :
1)   Tolonglah bawa motor ini ke bengkel. (k. perintah halus)
2)   Buka pintu itu! (k. perintah suruhan)
3)   Jangan buang sampah di sungai itu! (k. perintah larangan)
4)   Mohon hadiah ini kamu terima. (k. perintah permohonan/permintaan)
5)   Ayolah, kita belajar. (k. perintah ajakan dan harapan)
6)   Biarlah dia pergi bersama temannya. (k. perintah pembiaraan)
d.      Kalimat Seru (Ekslamatif)   
Kalimat seru (ekslamatif) adalah kalimat yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan emosi yang kuat,termasuk kejadian yang tiba-tiba dan memerlukan reaksi spontan. Kalimat ini berintonasi naik dan diakhiri tanda seru (!). Contoh :
1)        Hai,ini dia orang yang kita cari!
2)        Wah,pintar benar anak ini !

3.         Jenis Kalimat menurut Kelengkapan Unsurnya
          Dipandang dari segi kelengkapan unsurnya, kalimat dibedakan menjadi dua yaitu kalimat sempurna (mayor) dan kalimat tak lengkap (minor).
a.    Kalimat Sempurna (Mayor)     
Kalimat sempurna adalah kalimat yang dasarnya terdiri dari sebuah klausa bebas (Cook, 197: 47). Oleh karena yang mendasari kalimat sempurna adalah suatu klausa bebas maka kalimat sempurna ini cukup kalimat tunggal dan kalimat  majemuk. Contoh :
1)        Ayah membaca koran. (K.S. dilihat dari kalimat tunggal)
2)        Kalau saya mempunyai uang, saya akan membeli rumah itu. (K.S. dilihat dari kalimat majemuk bertingkat)
b.      Kalimat Tak Sempurna (Minor)         
    Kalimat tak sempurna adalah kalimat yang subjek dan predikatnya tidak lengkap atau dengan kata lain subjek dan predikatnya tidak ada sama sekali.. Kalimat tak sempurna ini mencakup kalimat pertanyaan,minor,dan seruan. Contoh :
1)      “Maksudmu?”
2)      “Ayah di Sumatera Utara.”

4.      Jenis Kalimat Menurut Susunan Subjek dan Predikatnya
          Jenis kalimat menurut susunan subjek dan predikatnya dapat dibagi menjadi dua yuitu : kalimat versi dan kalimat inversi.
a.    Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang berpola S-P. Kalimat ini bisa dikatakan sama dengan kalimat tunggal tunggal yang mempunyai satu klausa.Contoh :
1)   Dokter menangani pasien itu dengan baik.
2)   Mereka bersalaman.
b.   Kalimat Inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang P-nya mendahului S sehingga membentuk pola P-S.Selain merupakan variasi dari pola S-P,ternyata kalimat berpola P-S dapat memberi penekanan atau ketegasan makna tertentu.Memang kata atau frase yang pertama muncul dalam tuturan bisa menjadi kata kunci yang mempengaruhi makna. Contoh :
1)   Matikan televisi itu.
2)   Tidak terkabul permintaannya.

5.      Kalimat menurut Sifat Hubungan Aktor-Aksi.  
   Dipandang dari segi hubungan aktor-aksi, maka kalimat ini terbagi menjadi empat yaitu kalimat aktif, kalimat pasif, kalimat medial, dan kalimat resiprokal.
a.    Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat kalimat yang subjeknya sebagai pelaku atau aktor (Cook,1971 : 49). Kalimat aktif umumnya berawalan  me- dan ber- pada P-nya. Contoh :
1)   Anto mengambil buah mangga.
2)   Adik bermain bola.
b.      Kalimat Pasif
     Kalimat pasif adalah kalimat kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita atau dikenai pekerjaan / tindakan. Kalimat pasif umumnya berawalan di- , ter- , ke-an. Contoh :
1)        Piring dicuci Anita.
2)        Adik terjatuh di kamar mandi.
3)        Suaranya kedengaran ke sana.
c.       Kalimat Medial
     Kalimat medial adalah kalimat yang subjeknya berperan baik sebagai pelaku dan atau sebagai penderita (objek). Contoh :
1)   Dia menghibur dirinya.
2)   Wanita itu menggantung dirinya sendiri.
3)   Mereka menyusahkan diri sendiri.
d.      Kalimat Resiprokal
Kalimat resiprokal adalah kalimat yang subjek dan objeknya melakukan sesuatu perbuatan yang berbalas-balasan. Contoh :
1)   Saya sering tukar-menukar buku dengan si Joni.
2)   Para pembeli ramai tawar-menawar dengan para pedagang.

C.  Unsur-Unsur Kalimat
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang biasa disebut juga jabatan kata atau peran kata,yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (P), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni S dan P.Unsur yang lain (O,Pel,dan Ket) dapat wajib hadir, atau tidak wajib hadir dalam suatu kalimat.
Unsur-unsur kalimat dapat diuraikan sebagai berikut :
1.        Subjek (S)      
                        Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pada pelaku,tokoh,sosok,sesuatu hal,atau suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan.Sebagian besar S diisi oleh kata benda/frasa nominal,kata kerja /frasa verbal,dan klausa.Subjek kalimat dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa ataupun siapa. Contoh :
a.     Kakek itu sedang melukis (S yang diisi kata benda/frasa nominal).
b.    Berjalan kaki menyehatkan badan (S yang diisi kata kerja/frasa verbal).
c.     Gunung Kidul itu tinggi (S yang diisi kata benda/frasa nominal).
2.      Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan perbuatan (action) apa S,yaitu pelaku/tokoh atau sosok di dalam suatu kalimat.Satuan bentuk pengisian P dapat berupa kata atau frasa namun  sebagian besar berkelas verbal atau adjektiva,tetapi dapat juga numeral,nominalatau frasa nominal.Pemakaian kata adalah pada predikat biasa terdapat pada kalimat nominal. Predikat (P) dapat dicari dengan rumus pertanyaan bagaimana,mengapa, ataupun diapakan. Contoh :
a.    Ibu sedang tidur siang (P yang diisi dengan kata kerja/frasa verbal).
b.    Soal ujian ini sulit sekali (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
c.    Karangan itu sangat bagus (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
d.   Santi adalah seorang kolektor (P dengan pemakaian kata adalah pada frasa nominal).
3.         Objek (O)
Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi Predikat (P).Objek biasanya diisi oleh nomina, frasa nominal atau klausa.Letak Objek (O) selalu di belakang  P yang berupa verba transitif, yaitu veba yang menuntut wajib hadirnya O. Objek dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa atau siapa terhadap  tindakan Subjek. Contoh :
a.       Mereka memancing ikan Pari (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).
b.      Orang itu menipu adik saya (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).



4.         Pelengkap
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P.Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verbal.Posisi ini juga bisa ditempati oleh O,dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga bisa sama,yaitu nominal atau frasa nominal.akan tetapi,antara Pel dan O terdapat perbedaan.
Contoh :
Ketua MPR //membacakan //Pancasila.         
   S                       P                      O
Banyak orsospol // berlandaskan // Pancasila
          S                        P                      Pel
Kedua kalimat aktif di atas yang Pel dan O-nya sama-sama nominal Pancasila, jika hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat pertama dengan ubahan sebagai berikut :
Pancasila //dibacakan // oleh Ketua MPR
                    S               P                       Ket   
*Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol  (tidak gramatikal karena posisi Pancasila sabagai Pel pada kalimat kedua ini tidak dapat dipindahkan ke depan menjadi S dalam bentuk kalimat pasif).
Hal lain yang membedakan Pel dengan O adalah jenis pengisiannya. Pel bisa diisi oleh adjektiva, frasa adjektif, frasa verbal, dan frasa preposisional. Contoh :
a.    Kita benci pada kemunafikan (Pel-nya frase preposisional).
b.    Mayang bertubuh mungil (Pel-nya frase adjektiva).
c.    Sekretaris itu mengambilkan bosnya air minum (Pel-nya frase nominal).
d.   Pak Lam suka bermain tenis (Pel-nya frase verbal).
5.         Keterangan
Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan Pel dan klausa dalam sebuah kalimat.Pengisi Ket adalah adverbial,frasa nominal,frasa proposisional,atau klausa. Posisi Ket boleh manasuka,di awal,di tengah, atau di akhir kalimat. Contoh :
a.     Antoni menjilid makalah kemarin pagi.
b.    Antoni kemarin pagi menjilid makalah.
c.     Kemarin pagi Antono menjilid makalah.

Keterangan terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya keterangan waktu, tempat, cara,  alat, alasan/sebab, tujuan, similatif, dan penyerta. Contoh :
a.     Aulia memotong tali dengan gunting. (Ket.alat)
b.    Mahasiswa fakultas Hukum berdebat bagaikan pengacara.   (Ket.similatif)
c.     Karena malas belajar, mahasiswa itu tidsk lulus ujian. (Ket.sebab)
d.    Polisi menyelidiki masalah narkoba dengan cara hati-hati.(Ket.cara)
e.     Amir pergi dengan teman-teman sekelasnya. (Ket.penyetara)
f.     Karena malas belajar, Petrus tidak lulus ujian. (Ket.penyebab)

D.  Pola-pola Kalimat
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut:



1.      Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
a.       Mereka / sedang berenang. = S / P(Kata Kerja)
b.       Ayahnya / guru SMA. = S / P (Kata Benda)
c.        Gambar itu / bagus.= S / P (Kata Sifat)
d.       Peserta penataran ini / empat puluh orang. = S / P (kata bilangan)
2.      Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah. = S /P / O
3.      Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
Anaknya / beternak / ayam. = S / P / Pel.
4.      Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Dia / mengirimi / saya / surat. = S / P / O / Pel.
5.       Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Mereka / berasal / dari Surabaya. = S / P / K
6.      Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. = S / P / O / K
7.       Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya :
Ungu / bermain / musik / di atas panggung. = S / P / Pel. / K
8.       Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan. = S / P / O / Pel. / K













BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari materi “kalimat” pada makalah ini dapat disimpulkan :
1.         Kalimat yaitu rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Pada kalimat sekurang kurangnya harus memiliki subjek (S) dan predikat (P).
2.         Jenis kalimat dibedakan menjadi lima, yaitu jenis kalimat menurut jumlah klausanya, jenis kalimat menurut fungsinya, jenis kalimat menurut kelengkapan unsurnya, jenis kalimat menurut susunan subjek dan predikatnya, dan jenis kalimat menurut sifat hubungan aktor-aksi. Berikut ini penjelasan pada setiap jenis kalimat.
3.         Unsur yang menyusun kalimat adalah fungsi sintaksis yang biasa disebut juga jabatan kata atau peran kata, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (P), dan keterangan (Ket).
4.         Terdapat 8 kalimat dasar berpola, yaitu:
a.       Kalimat Dasar Berpola S P
b.      Kalimat Dasar Berpola S P O
c.       Kalimat Dasar Berpola S P Pel
d.      Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
e.       Kalimat Dasar Berpola S P K
f.       Kalimat Dasar Berpola S P O K
g.      Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
h.      Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K






17
 
 
B.     Saran
Sebagai mahasiswa calon guru, kita harus bisa menguasai tata cara penulisan yang baik, salah satunya adalah penulisan kalimat. Kita harus bisa membedakan dan menyususn berbagai jenis kalimat agar kelak kita bisa mengajarkannya kepada anak didik kita dengan baik dan benar. Oleh karena itu, marilah kita perbanyak belajar agar bisa menjadi individu yang berpengetahuan. Kuasailah kalimat agar kita bisa menguasai bahasa dan mengungkapkannya lewat karya tulis. Tulisan yang baik akan bermanfaat baik pula bagi pembacanya.